JAKARTA - PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) menyiapkan langkah strategis menghadapi tahun 2026. Perusahaan berencana memperluas jangkauan ke kota-kota sekunder di Indonesia yang sebelumnya belum terjamah produk Campina.
Presiden Direktur CAMP, Samudera Prawirawidjaja, menekankan bahwa ekspansi ini sekaligus memanfaatkan infrastruktur distribusi yang sudah ada. Dengan strategi tersebut, perusahaan menargetkan peningkatan penjualan sambil menekan biaya distribusi agar fixed cost tetap terkendali.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan CAMP, Sagita Melati, menambahkan bahwa fokus ekspansi juga menyasar kanal penjualan modern. Hal ini mencakup e-commerce, omni channel, dan pemanfaatan media sosial untuk menjangkau konsumen lebih luas.
Penempatan freezer secara strategis di berbagai lokasi menjadi bagian integral dari strategi distribusi. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan produk sekaligus menjaga kualitas es krim hingga sampai ke konsumen akhir.
Optimalisasi Infrastruktur Cold Chain
Campina terus memperkuat kapasitas cold chain sebagai keunggulan kompetitif. Infrastruktur ini mencakup optimalisasi kapasitas truk, perencanaan rute distribusi, serta pengendalian biaya logistik agar efisien.
Sagita menekankan, integrasi antara distributor dan inventory management mampu menekan return rate. Hal ini sekaligus menjaga efektivitas biaya dan mengurangi pemborosan operasional.
Investasi cold chain ini juga menjadi penghalang bagi pemain baru yang ingin masuk ke pasar. Infrastruktur yang sulit ditiru membuat Campina tetap unggul dalam menjaga kualitas produk hingga sampai ke konsumen.
Kinerja Keuangan Hingga Kuartal III-2025
Hingga kuartal III-2025, CAMP mencatat laba bersih sebesar Rp 46,98 miliar. Angka ini turun 20,55% secara tahunan dari laba bersih Rp 59,13 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan perusahaan tercatat Rp 860,98 miliar, naik tipis 1,14% dari Rp 851,24 miliar per September 2024. Sagita menjelaskan, penurunan laba bersih akibat keputusan manajemen menahan kenaikan harga jual secara agresif untuk menjaga volume penjualan di tengah lesunya daya beli masyarakat.
Sebagai respons terhadap tekanan pasar, Campina menjalankan berbagai inisiatif efisiensi. Langkah ini mencakup pengendalian beban penjualan, biaya operasional, optimalisasi distribusi, serta penyesuaian portfolio produk.
Hingga September 2025, perusahaan telah menyerap belanja modal sebesar Rp 72,73 miliar. Dana ini digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi, penguatan cold chain, dan inisiatif efisiensi operasional lainnya.
Strategi Penetapan Harga dan Adaptasi Pasar
Campina akan menyesuaikan harga secara selektif demi menjaga volume dan keterjangkauan produk. Strategi ini dilakukan melalui program promosi serta paket bundling ekonomis di area tertentu.
Di sisi lain, Campina tetap menjaga penjualan produk premium untuk memastikan margin tetap terjaga. Dengan cara ini, perusahaan mampu menyeimbangkan strategi harga ekonomis dan produk unggulan.
Menghadapi banyaknya produk es krim impor dari China, Samudera menegaskan kualitas tetap menjadi keunggulan Campina. Menurutnya, konsumen akan tetap mencari produk yang menawarkan rasa dan kualitas terjamin meski harga produk lain lebih murah.
Produk legendaris seperti Hula-hula dan berbagai family pack menjadi andalan perusahaan. Pertumbuhan penjualannya termasuk tertinggi dibandingkan kompetitor, memastikan Campina tetap kompetitif di pasar es krim nasional.
Menyesuaikan Diri dengan Dinamika Pasar
Campina berkomitmen terus menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan kondisi ekonomi. Hal ini meliputi penyesuaian produk, distribusi, dan strategi harga agar tetap relevan bagi konsumen.
Samudera optimis, fundamental ekonomi Indonesia di tahun 2026 akan lebih baik dibanding tahun 2025. Perusahaan berharap peningkatan daya beli masyarakat dapat mendukung pertumbuhan penjualan es krim nasional.
Dengan kombinasi ekspansi geografis, optimalisasi distribusi, dan fokus pada kualitas produk, Campina menyiapkan strategi berkelanjutan. Tujuannya agar pertumbuhan penjualan lebih stabil dan efisien meski menghadapi tantangan pasar.
Selain itu, investasi dalam cold chain dan infrastruktur logistik menjadi fondasi untuk menjaga kualitas produk. Upaya ini memastikan es krim Campina tetap bisa bersaing dalam jangka panjang.
Outlook Campina 2026
Tahun 2026 diproyeksikan menjadi tahun ekspansi dan peningkatan efisiensi untuk Campina. Perusahaan menargetkan penetrasi pasar lebih luas melalui kota-kota sekunder dan kanal penjualan modern.
Strategi ini juga sejalan dengan pertumbuhan digitalisasi distribusi dan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan e-commerce. Dengan demikian, Campina optimis dapat menjaga pangsa pasar sekaligus meningkatkan profitabilitas.
Campina menekankan integrasi distribusi, harga selektif, dan inovasi produk sebagai kunci menghadapi kompetisi. Pendekatan ini diharapkan memberikan keseimbangan antara volume penjualan dan margin laba.
Presiden Direktur Samudera menegaskan, perusahaan siap memanfaatkan peluang pasar dengan strategi yang adaptif. Kombinasi efisiensi operasional, ekspansi geografis, dan inovasi produk akan menjadi pilar utama pertumbuhan di 2026.