Pemerintah

Ratusan Tenaga Kesehatan Dikerahkan ke Sumatera, Respons Cepat Pemerintah Tangani Dampak Bencana

Ratusan Tenaga Kesehatan Dikerahkan ke Sumatera, Respons Cepat Pemerintah Tangani Dampak Bencana
Ratusan Tenaga Kesehatan Dikerahkan ke Sumatera, Respons Cepat Pemerintah Tangani Dampak Bencana

JAKARTA - Di tengah situasi darurat pascabencana alam, perhatian pemerintah tertuju pada keberlangsungan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak. Ketersediaan tenaga medis menjadi faktor krusial untuk memastikan pengungsi dan warga tetap mendapatkan perawatan yang layak.

Langkah konkret pun segera diambil untuk menjawab kebutuhan tersebut. Pemerintah mengerahkan tenaga kesehatan dari berbagai daerah sebagai bentuk solidaritas nasional.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto terkait langkah ini. Laporan tersebut disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta.

Dalam paparannya, Menkes menjelaskan bahwa tenaga kesehatan akan dikirim ke wilayah terdampak bencana di Sumatera. Wilayah tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Sebanyak 600 tenaga kesehatan disiapkan untuk diberangkatkan ke daerah bencana. Mereka terdiri atas dokter, dokter spesialis, koas, dan perawat.

Dari jumlah tersebut, 450 tenaga kesehatan dinyatakan siap diberangkatkan pada minggu ini. Pengiriman dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan.

Skema Pemberangkatan dan Arahan Presiden

Menkes Budi Gunadi menyampaikan rencana pemberangkatan tersebut kepada Presiden Prabowo. Ia juga mengusulkan seremoni pelepasan jika Presiden berkenan.

"Kita batch pertama akan memberangkatkan 600 orang. 450 orang sudah siap untuk diberangkatkan minggu ini," kata Budi Gunadi kepada Presiden Prabowo.

Ia menambahkan bahwa pemberangkatan dapat dilakukan menggunakan pesawat Hercules. Lokasi keberangkatan direncanakan dari Pangkalan Udara Halim.

"Kalau Bapak berkenan flag-off, atau nanti saya enggak tahu, kalau berkenan diangkutnya pakai Hercules, Pak, di Halim," ujar Menkes.

Langkah pengiriman ini dilakukan bukan tanpa alasan. Banyak tenaga kesehatan di daerah terdampak ikut menjadi korban bencana.

Dokter dan perawat setempat mengalami keterbatasan untuk menjalankan tugas. Kondisi ini membuat pelayanan kesehatan di lapangan menjadi tidak optimal.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan memutuskan mengirim tenaga medis dari luar daerah. Tenaga ini diharapkan dapat memperkuat layanan kesehatan di lokasi pengungsian.

Tenaga kesehatan yang dikirim akan melayani para pengungsi selama minimal tiga bulan. Fokus utama mereka adalah pelayanan kesehatan dasar hingga penanganan kasus darurat.

Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo. Arahan tersebut sebelumnya disampaikan dalam rapat koordinasi di Aceh.

Rapat koordinasi berlangsung di Pangkalan Udara TNI AU Sultan Iskandar Muda. Kegiatan itu digelar pada 7 Desember 2025.

Arahan Presiden menjadi dasar percepatan respons kesehatan nasional. Pemerintah ingin memastikan penanganan korban berjalan maksimal.

Pola Penugasan dan Sistem Rotasi Nakes

Tenaga kesehatan yang dikirim tidak bertugas secara permanen. Kementerian Kesehatan telah menyiapkan sistem rotasi berkala.

Menkes menjelaskan bahwa para tenaga medis akan bekerja sekitar dua minggu di setiap lokasi. Setelah itu, mereka akan digantikan oleh tim berikutnya.

Penugasan dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan. Lokasi kerja meliputi rumah sakit, puskesmas, dan rumah sakit lapangan.

Rotasi dilakukan untuk menjaga kondisi fisik dan mental tenaga kesehatan. Hal ini penting agar mereka tidak mengalami kelelahan berlebih.

Budi Gunadi menegaskan bahwa fatigue menjadi perhatian serius. Tenaga kesehatan yang kelelahan berisiko menurunkan kualitas layanan.

Dengan sistem rotasi, diharapkan tenaga medis tetap prima. Layanan kesehatan pun dapat berjalan secara berkelanjutan.

Pemerintah juga memastikan logistik dan dukungan pendukung tersedia. Hal ini mencakup akomodasi serta kebutuhan dasar tenaga medis.

Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi dilakukan agar proses penugasan berjalan lancar.

Presiden Prabowo dalam kesempatan tersebut juga menanyakan asal para tenaga kesehatan. Pertanyaan itu dijawab langsung oleh Menkes.

"Sumbernya dari seluruh Indonesia, kami buka rekrutmen, Pak," kata Budi Gunadi. Ia menegaskan rekrutmen dilakukan secara terbuka.

Dukungan Nasional dan Apresiasi Presiden

Menkes menjelaskan bahwa rekrutmen melibatkan banyak pihak. Organisasi profesi dan institusi pendidikan turut berpartisipasi.

Fakultas Kedokteran dari berbagai universitas ikut mengirimkan relawan. Di antaranya Fakultas Kedokteran UGM dan Fakultas Kedokteran UI.

Selain itu, organisasi kemasyarakatan juga ambil bagian. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama turut mengirim tenaga kesehatan.

"Kami buka, Pak. Kami ada database relawan," ujar Menkes. Database tersebut memudahkan mobilisasi tenaga medis secara cepat.

Menariknya, relawan yang mendaftar berasal dari berbagai latar belakang. Tidak hanya dokter magang atau koas yang mendaftar.

"Kita buka, yang datang ternyata bukan hanya dokter-dokter magang atau koas, Pak," kata Budi Gunadi. Banyak dokter umum dan spesialis ikut serta.

Para dokter spesialis rela meninggalkan praktik sementara waktu. Mereka bersedia mengorbankan pendapatan demi membantu korban bencana.

"Ada dokter umum, spesialis pun mau mengorbankan pendapatan mereka untuk pergi, Pak," ujar Menkes. Hal ini mencerminkan semangat kemanusiaan yang tinggi.

Presiden Prabowo menyambut laporan tersebut dengan penuh apresiasi. Ia mengaku bangga dengan partisipasi luas berbagai pihak.

"Bagus ini, luar biasa," kata Presiden Prabowo. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh relawan.

Presiden juga mengapresiasi perguruan tinggi yang mengirim tenaga kesehatan. Menurutnya, kontribusi tersebut sangat berarti.

Ia turut menyampaikan terima kasih kepada organisasi kemasyarakatan. Peran mereka dinilai memperkuat respons nasional terhadap bencana.

Langkah pengiriman tenaga kesehatan ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan. Layanan kesehatan menjadi fondasi penting dalam masa darurat.

Dengan dukungan nasional yang solid, pemerintah optimistis penanganan korban berjalan lebih baik. Kehadiran tenaga medis diharapkan membawa harapan bagi masyarakat terdampak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index