Minyak Dunia

Harga Minyak Dunia Menguat Dipicu Gejolak Geopolitik dan Kebijakan OPEC+

Harga Minyak Dunia Menguat Dipicu Gejolak Geopolitik dan Kebijakan OPEC+
Harga Minyak Dunia Menguat Dipicu Gejolak Geopolitik dan Kebijakan OPEC+

JAKARTA - Harga minyak dunia kembali menguat setelah pasar merespons ketegangan geopolitik di Eropa Timur. Lonjakan ini juga didorong keputusan OPEC+ mempertahankan level produksi untuk kuartal I/2026.

Pada Selasa, 2 Desember 2025, harga minyak mentah Brent naik US$1 atau 1,6% menjadi US$63,38 per barel. Sementara itu, harga WTI AS menguat 94 sen atau 1,61% ke US$59,49 per barel.

Analis senior Price Futures Group, Phil Flynn, menilai sentimen pasar positif. “Serangan drone Ukraina terhadap kapal-kapal Rusia serta keputusan OPEC menjaga level produksi membuat pasar kembali optimistis,” katanya.

Meskipun permintaan minyak global terus meningkat, kekhawatiran terkait permintaan tetap membayangi pasar. Namun, kombinasi faktor geopolitik dan kebijakan produksi menahan tekanan negatif terhadap harga.

Gangguan di Terminal Minyak Rusia Dorong Kenaikan

Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) mengangkut sekitar 1% pasokan minyak dunia. Pada Sabtu, salah satu dari tiga titik tambat di terminal Novorossiysk mengalami kerusakan sehingga operasional sempat terganggu.

Chevron selaku salah satu pemegang saham CPC memastikan proses pemuatan tetap berlangsung di terminal. Biasanya, dua titik tambat digunakan untuk pemuatan, sementara satu sisanya berfungsi sebagai cadangan.

Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, serangan terhadap terminal ekspor CPC menjadi faktor pendorong harga minyak. Serangan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya operasi militer Ukraina di Laut Hitam, termasuk serangan terhadap dua kapal tanker minyak.

Ketidakpastian ini menambah volatilitas pasar minyak global. Investor pun memperhitungkan risiko gangguan pasokan jangka pendek terhadap harga.

Keputusan OPEC+ Menahan Produksi

OPEC bersama negara mitra atau OPEC+ sebelumnya menyepakati jeda peningkatan produksi pada awal November. Keputusan ini diambil untuk menahan laju perebutan pangsa pasar di tengah kekhawatiran potensi kelebihan pasokan global.

Analis senior LSEG, Anh Pham, menyebut pasar menyambut positif keputusan tersebut. “Narasi pasar sebelumnya dipenuhi kekhawatiran surplus minyak, dan keputusan OPEC+ membantu menstabilkan ekspektasi pertumbuhan pasokan beberapa bulan ke depan,” ujarnya.

Harga minyak Brent dan WTI pada perdagangan Jumat sebelumnya memang ditutup melemah. Pelemahan itu menjadi bulan keempat berturut-turut, tren penurunan terpanjang sejak 2023, akibat ekspektasi pasokan meningkat.

Langkah OPEC+ dinilai memberikan kelegaan sementara bagi pasar yang sebelumnya khawatir akan pasokan melimpah. Investor kini lebih fokus pada keseimbangan antara pasokan dan permintaan global.

Faktor Risiko Tambahan dari Venezuela

Ketidakpastian juga muncul dari Amerika Latin. Presiden AS Donald Trump pada Sabtu menyatakan wilayah udara Venezuela dan sekitarnya “harus dianggap tertutup,” yang memicu ketidakpastian baru di pasar minyak.

Venezuela merupakan salah satu produsen minyak utama dunia. Meskipun Trump menyebut telah berbicara dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, isi pembicaraan tidak dijelaskan.

Langkah ini menambah volatilitas harga minyak di tengah ketegangan geopolitik yang sudah ada. Investor memperhitungkan potensi gangguan ekspor dari wilayah tersebut terhadap pasokan global.

Kombinasi faktor geopolitik, gangguan operasional, dan kebijakan OPEC+ menciptakan dinamika baru di pasar minyak. Harga minyak pun merespons positif, mencerminkan kekhawatiran pasokan dan optimisme terhadap stabilitas produksi.

Prospek Pasar Minyak 2026

Dengan mempertahankan level produksi, OPEC+ mencoba menyeimbangkan pasar menjelang kuartal I/2026. Kebijakan ini penting untuk menghindari penurunan harga akibat oversupply.

Sementara itu, ketegangan di Laut Hitam dan langkah Venezuela tetap menjadi risiko yang harus diwaspadai. Pasar global kini lebih berhati-hati menilai prospek harga minyak dalam jangka pendek.

Analis melihat, permintaan minyak global masih bertumbuh meski ada beberapa ketidakpastian. Kondisi ini menciptakan tekanan seimbang antara kekhawatiran pasokan dan optimisme harga.

Kenaikan harga minyak saat ini menunjukkan bagaimana faktor geopolitik dan keputusan produsen utama bisa memengaruhi pasar global. Investor, produsen, dan konsumen harus terus mengikuti perkembangan untuk membuat keputusan tepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index