Sembako

Harga Sembako Terbaru Oktober 2025: Beras, Cabai, Daging, dan Minyak

Harga Sembako Terbaru Oktober 2025: Beras, Cabai, Daging, dan Minyak
Harga Sembako Terbaru Oktober 2025: Beras, Cabai, Daging, dan Minyak

JAKARTA - Harga pangan beberapa komoditas terpantau mengalami fluktuasi dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Kenaikan terjadi pada beras kualitas medium hingga cabai merah keriting, memengaruhi daya beli masyarakat.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) dari Bank Indonesia, harga beras medium I naik 0,31% menjadi Rp16.000 per kilogram. Sementara cabai merah keriting mengalami lonjakan signifikan sebesar 51,88% menjadi Rp83.000 per kilogram.

Cabai rawit hijau juga naik 17,33% menjadi Rp44.000 per kilogram. Kenaikan harga daging ayam mencapai 2,07% menjadi Rp39.500 per kilogram, menunjukkan tren pangan strategis yang tidak stabil.

Kondisi ini berdampak langsung pada kebutuhan pokok masyarakat. Terutama bagi mereka yang mengandalkan paket sembako, kenaikan harga komoditas utama menjadi tantangan tersendiri.

Penurunan Harga Komoditas Lain

Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami penurunan harga. Bawang merah dan bawang putih masing-masing turun 16,77% dan 25,55% menjadi Rp35.000 dan Rp29.000 per kilogram.

Beras kualitas bawah I turun 4,84% menjadi Rp13.750 per kilogram, sedangkan kualitas bawah II turun 4,51% menjadi Rp13.750 per kilogram. Beras medium II turun 1,91% menjadi Rp15.500 per kilogram, sedangkan super I turun 0,87% menjadi Rp17.000 per kilogram.

Beras kualitas super II turun 0,9% menjadi Rp16.500 per kilogram. Penurunan harga cabai merah besar tercatat 1,8% menjadi Rp49.050 per kilogram, dan cabai rawit turun 4,59% menjadi Rp40.500 per kilogram.

Daging sapi kualitas I turun 14,59% menjadi Rp120.000 per kilogram. Sementara daging sapi kualitas II hanya turun 0,19% menjadi Rp132.150 per kilogram, menandakan variasi pergerakan harga masih signifikan.

Gula pasir kualitas premium turun 0,25% menjadi Rp19.700 per kilogram. Sedangkan gula pasir lokal turun drastis hingga 22,44% menjadi Rp14.000 per kilogram.

Minyak goreng curah turun 11,53% menjadi Rp16.500 per liter. Minyak goreng kemasan bermerek I juga turun 20% menjadi Rp18.000 per liter, mengurangi beban konsumsi rumah tangga.

Telur ayam turun 2,05% menjadi Rp31.000 per kilogram. Penurunan harga ini memberikan sedikit keringanan bagi pengelolaan paket sembako di tingkat rumah tangga.

Dampak Kenaikan dan Penurunan Harga terhadap Sembako

Fluktuasi harga pangan berdampak langsung pada paket sembako yang diterima masyarakat. Kenaikan harga beras dan cabai merah keriting membuat pengelola paket sembako harus menyesuaikan anggaran.

Sementara penurunan harga bawang, daging sapi, gula, minyak goreng, dan telur membantu menyeimbangkan biaya kebutuhan pokok. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk tetap menjaga stabilitas harga.

Kenaikan cabai merah keriting hingga 51,88% menjadi perhatian utama. Komoditas ini merupakan bahan pokok penting dalam penyusunan paket sembako untuk rumah tangga.

Beras kualitas medium yang naik menjadi Rp16.000 per kilogram juga memengaruhi perhitungan anggaran paket sembako. Sementara penurunan harga beras kualitas bawah memberikan opsi alternatif bagi pengelola bantuan sosial.

Daging ayam dan sapi tetap menjadi bahan pokok penting dalam paket sembako. Perubahan harga daging sapi kualitas I yang turun 14,59% menjadi Rp120.000 per kilogram membantu menyeimbangkan anggaran meski komoditas lain naik.

Gula dan minyak goreng, yang mengalami penurunan harga signifikan, dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya paket sembako. Minyak goreng kemasan I yang turun 20% menjadi Rp18.000 per liter memberikan kesempatan membeli lebih banyak dengan anggaran yang sama.

Telur ayam yang turun menjadi Rp31.000 per kilogram juga menjadi kabar baik bagi keluarga penerima paket sembako. Bahan ini termasuk protein utama yang masuk ke dalam paket harian dan mingguan.

Bagi masyarakat, fluktuasi harga ini membuat perencanaan belanja bulanan menjadi lebih menantang. Kenaikan harga beberapa komoditas penting diimbangi oleh penurunan harga komoditas lain, sehingga paket sembako tetap bisa disesuaikan.

Pihak pengelola paket sembako perlu memantau harga pangan secara rutin. Data PIHPS dari Bank Indonesia dapat menjadi acuan dalam menentukan jumlah dan kualitas komoditas yang dimasukkan dalam paket.

Stabilisasi harga menjadi kunci agar paket sembako tetap dapat dinikmati secara optimal. Kenaikan harga beras dan cabai memerlukan penyesuaian, sementara penurunan harga bawang, daging, gula, dan minyak goreng bisa digunakan untuk menambah kuantitas komoditas lain.

Pergerakan harga pangan juga memengaruhi inflasi dan daya beli masyarakat. Pemerintah perlu mengawasi pergerakan harga strategis agar paket sembako tetap sesuai kebutuhan.

Selain itu, informasi harga pangan menjadi penting bagi masyarakat yang berbelanja mandiri. Penyesuaian anggaran belanja rumah tangga dapat dilakukan dengan memperhatikan komoditas yang mengalami penurunan harga.

Bagi keluarga penerima bantuan sosial, fluktuasi harga ini menjadi pertimbangan penting dalam menyiapkan paket sembako. Komoditas yang naik dapat diganti dengan alternatif yang lebih terjangkau agar tetap memenuhi kebutuhan gizi.

Kenaikan harga beras medium dan cabai merah keriting menjadi sinyal bagi pemerintah untuk melakukan intervensi pasar. Sedangkan penurunan harga bawang, gula, dan minyak goreng dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan paket sembako.

Dengan pemantauan harga yang tepat, paket sembako tetap dapat disalurkan secara optimal. Keluarga penerima bantuan sosial tetap bisa mendapatkan bahan pokok yang lengkap dan bernutrisi meski terjadi fluktuasi harga.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index