WhatsApp

Meta Perkuat Keamanan WhatsApp, Lindungi Lansia dari Modus Penipuan Digital Share Screen

Meta Perkuat Keamanan WhatsApp, Lindungi Lansia dari Modus Penipuan Digital Share Screen
Meta Perkuat Keamanan WhatsApp, Lindungi Lansia dari Modus Penipuan Digital Share Screen

JAKARTA - Era digital membawa kemudahan berkomunikasi, namun juga melahirkan berbagai risiko baru. Demi mencegah maraknya penipuan daring, Meta meluncurkan fitur keamanan baru di WhatsApp yang dirancang khusus untuk melindungi pengguna dari ancaman berbagi layar palsu atau share screen scam.

Fitur ini menyasar kelompok pengguna yang paling rentan, yaitu orang tua dan lanjut usia (lansia). Pasalnya, kelompok ini dianggap lebih mudah tertipu oleh pelaku kejahatan siber yang memanfaatkan kepolosan dan minimnya pengetahuan teknologi korban.

Fitur Peringatan Aktif Saat Pengguna Berbagi Layar dengan Nomor Asing

Meta menjelaskan bahwa sistem keamanan baru ini akan memunculkan notifikasi peringatan otomatis ketika pengguna melakukan panggilan video dengan nomor yang belum dikenal. Peringatan itu akan muncul tepat saat pengguna mencoba membagikan layar (screen share) kepada lawan bicara yang tidak ada di daftar kontak mereka.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Meta menemukan bahwa banyak penipu memanfaatkan fitur berbagi layar untuk mengelabui korban agar menunjukkan informasi pribadi di ponsel mereka.

Ketika layar terbuka, pelaku dapat melihat data penting seperti nomor rekening, kode OTP, hingga detail login aplikasi perbankan. Dari situ, mereka bisa dengan mudah mengambil alih akun korban, menguras saldo digital, hingga melakukan penipuan lanjutan.

Meta menyatakan, “Kami tahu penipu mungkin menekan target mereka untuk membagikan layar guna mengelabui orang agar memberikan informasi sensitif, termasuk detail bank atau kode verifikasi.” Pernyataan tersebut mempertegas keseriusan Meta dalam melindungi pengguna WhatsApp dari ancaman kejahatan daring yang terus berkembang.

Lansia Jadi Sasaran Utama Modus Penipuan Digital

Kasus penipuan berbasis teknologi terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kelompok lansia disebut menjadi target empuk karena cenderung menuruti instruksi pelaku tanpa berpikir panjang, terutama saat pelaku mengaku sebagai pihak resmi atau petugas layanan pelanggan.

Modus ini bekerja dengan cara yang terencana. Para penipu biasanya memantau akun resmi merek atau perusahaan besar dan mencari komentar dari pelanggan yang sedang mengalami masalah.

Setelah itu, pelaku akan mengirim pesan pribadi dengan berpura-pura sebagai customer service (CS) resmi. Mereka menawarkan bantuan palsu dan mengarahkan korban untuk melakukan panggilan video lalu meminta korban mengaktifkan fitur share screen.

Begitu layar terbuka, pelaku dapat melihat seluruh aktivitas ponsel korban secara langsung. Informasi seperti kode OTP, nomor kartu debit, atau riwayat transaksi bisa disalin dan digunakan untuk membobol akun finansial korban.

Bahkan, Biro Investigasi Federal (FBI) telah mengeluarkan peringatan khusus tentang modus serupa. Modus ini kini dikategorikan sebagai salah satu bentuk penipuan daring paling berbahaya karena menggabungkan rekayasa sosial dan manipulasi psikologis.

WhatsApp Siapkan Notifikasi Real-Time agar Pengguna Lebih Waspada

Dengan hadirnya sistem peringatan baru ini, WhatsApp ingin meningkatkan kesadaran pengguna terhadap bahaya penipuan digital. Meta berharap peringatan real-time tersebut dapat mencegah korban menekan tombol “bagikan layar” tanpa berpikir dua kali.

Peringatan akan muncul dengan pesan singkat dan mudah dipahami. Misalnya, “Hati-hati! Nomor ini tidak dikenal. Jangan bagikan layar Anda karena informasi pribadi Anda bisa disalahgunakan.”

Tujuannya bukan sekadar memberi tahu, tetapi juga memberi jeda waktu bagi pengguna untuk berpikir lebih jernih sebelum melanjutkan panggilan. Dengan begitu, mereka punya kesempatan untuk membatalkan tindakan yang berisiko.

Meta menambahkan, fitur ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan dalam membangun lingkungan digital yang lebih aman. “Kami ingin memastikan setiap pengguna WhatsApp dapat berinteraksi tanpa rasa khawatir akan kehilangan data pribadi,” tulis perusahaan dalam pernyataannya.

Tips Aman dari Meta untuk Hindari Penipuan Share Screen

Selain memperkenalkan fitur keamanan baru, Meta juga membagikan beberapa tips penting agar pengguna terhindar dari jebakan penipuan digital. Pertama, pengguna diminta untuk selalu berhati-hati terhadap pesan atau panggilan dari nomor tak dikenal.

Jika seseorang tiba-tiba menghubungi dan mengaku dari lembaga tertentu, jangan langsung percaya. Verifikasi identitas mereka melalui kanal resmi atau situs web perusahaan yang bersangkutan.

Kedua, pengguna harus menjaga ketenangan ketika menerima panggilan mendadak yang bernada mendesak. Pelaku penipuan sering menciptakan suasana panik agar korban segera mengikuti instruksi tanpa sempat berpikir rasional.

Ketiga, bila merasa ragu, segera hubungi layanan pelanggan resmi. Pastikan nomor telepon atau situs yang digunakan benar-benar sah, bukan hasil tiruan dari pihak ketiga.

Terakhir, jangan pernah membagikan informasi pribadi seperti kode verifikasi, data bank, atau dokumen identitas digital kepada siapa pun. Informasi itu hanya untuk keperluan pribadi dan tidak boleh dibagikan melalui aplikasi chat.

Teknologi AI di Facebook Messenger Perkuat Sistem Deteksi Penipuan

Tidak hanya di WhatsApp, Meta juga memperluas sistem keamanan digital ke Facebook Messenger. Aplikasi pesan tersebut kini tengah menguji sistem deteksi penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis pesan yang berpotensi berbahaya.

AI akan memindai pesan yang dikirim dari akun baru atau bukan teman pengguna. Jika sistem mendeteksi pola kalimat yang mencurigakan, seperti permintaan data pribadi atau tautan mencurigakan, Messenger akan mengirim peringatan otomatis.

Pengguna kemudian diberikan opsi untuk melaporkan, memblokir, atau mengirim pesan tersebut ke tim keamanan Meta agar ditinjau lebih lanjut. Sistem ini tidak hanya mencegah penipuan, tetapi juga membantu Meta memperkuat basis data ancaman siber global.

Meta menegaskan, sistem ini tidak membaca isi pesan pribadi secara langsung, tetapi hanya mengenali indikator penipuan melalui pola perilaku pengirim. Dengan cara ini, privasi pengguna tetap terlindungi sambil menjaga keamanan digital mereka.

Lindungi Diri dan Orang Tua dari Penipuan Digital

Fitur baru di WhatsApp menjadi langkah nyata dalam upaya melawan kejahatan digital yang semakin kompleks. Meta menekankan pentingnya pendidikan digital bagi keluarga, terutama bagi orang tua dan lansia agar tidak mudah tertipu oleh pesan atau panggilan palsu.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak membagikan tangkapan layar percakapan pribadi di media sosial karena informasi di dalamnya bisa digunakan pelaku untuk melakukan penipuan lanjutan. Kesadaran digital menjadi benteng utama dalam melindungi diri dari ancaman siber.

Dengan hadirnya fitur peringatan berbagi layar, pengguna kini memiliki lapisan perlindungan tambahan saat berkomunikasi melalui WhatsApp. Namun, tanggung jawab terbesar tetap ada di tangan pengguna untuk tetap waspada dan tidak mudah percaya pada siapa pun yang meminta akses ke informasi pribadi.

Keamanan Digital Jadi Prioritas Utama di Era Komunikasi Modern

Inovasi fitur keamanan yang diluncurkan Meta di WhatsApp menjadi bukti bahwa keamanan digital kini menjadi prioritas utama dalam dunia komunikasi online. Dengan langkah pencegahan proaktif seperti notifikasi peringatan, pengguna bisa terhindar dari kerugian besar akibat kejahatan siber.

Penipuan share screen hanyalah satu dari banyak modus yang terus berevolusi. Oleh karena itu, kolaborasi antara teknologi, edukasi, dan kewaspadaan pengguna menjadi kunci utama dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan terpercaya bagi semua kalangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index