Pertamina Geothermal Energy Kaji Data Center Panas Bumi Pertama di Indonesia

Senin, 15 Desember 2025 | 09:36:47 WIB
Pertamina Geothermal Energy Kaji Data Center Panas Bumi Pertama di Indonesia

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi digital nasional menuntut ketersediaan infrastruktur yang semakin besar dan andal. Di tengah kebutuhan itu, pemanfaatan energi bersih mulai dilirik sebagai solusi jangka panjang.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGEO melihat peluang strategis dari perubahan tersebut. Perusahaan ini mulai mengkaji pengembangan data center berbasis panas bumi pertama di Indonesia.

Langkah ini bukan sekadar diversifikasi bisnis. Inisiatif tersebut diarahkan untuk memperluas pemanfaatan energi bersih sekaligus mendukung transformasi digital nasional.

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Edwil Suzandi, menyampaikan bahwa kajian ini diperkuat melalui kolaborasi strategis. PGEO menggandeng Indonesia Data Center Provider Organization atau IDPRO serta Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Kolaborasi lintas sektor ini menjadi fondasi awal bagi pengembangan infrastruktur digital rendah emisi. Pendekatan tersebut juga menggabungkan aspek teknis, akademik, dan komersial.

Menurut Edwil, kesepakatan tersebut akan menjadi dasar bagi penyusunan peta jalan. Peta jalan ini akan mengarahkan pengembangan green data center hingga ke tahap implementasi.

Ia menilai langkah ini sebagai terobosan penting bagi industri digital nasional. Pemanfaatan panas bumi dinilai mampu menjawab tantangan keberlanjutan energi.

Fondasi Awal Data Center Energi Bersih

Edwil menegaskan bahwa inisiatif ini membuka peluang baru bagi industri digital beremisi rendah. Hal tersebut menjadi semakin relevan seiring percepatan transformasi digital di Indonesia.

Saat ini, kebutuhan akan data center terus meningkat. Lonjakan aktivitas digital mendorong konsumsi energi yang semakin besar.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Senin, 15 Desember 2025, Edwil menyampaikan pandangannya. Ia menekankan pentingnya membangun fondasi sejak dini.

Menurutnya, Indonesia tengah memasuki fase krusial transformasi digital. Fase ini mendorong lonjakan kebutuhan data center dalam skala besar.

Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat lebih dari 212 juta pengguna internet di Indonesia. Angka tersebut menjadi indikator kuat pertumbuhan aktivitas digital.

Selain jumlah pengguna, fasilitas data center juga diperkirakan terus bertambah. Proyeksi peningkatan ini diperkirakan berlangsung hingga 2029 sampai 2030.

Berdasarkan proyeksi pertumbuhan konsumsi kelistrikan industri, hampir 26 persen didorong oleh pertumbuhan data center. Kondisi ini menjadikan sektor digital sebagai pengguna energi yang signifikan.

Kapasitas data center nasional pun diproyeksikan meningkat tajam. Dari sekitar 520 megawatt pada 2025, kapasitas diperkirakan melonjak menjadi 1,8 gigawatt pada 2030.

Angka tersebut membuka ruang besar bagi PGEO. Perusahaan memiliki peluang untuk terlibat lebih jauh dalam sektor digital rendah karbon.

Edwil menyampaikan bahwa PGE ingin menjadi bagian dari perjalanan transformasi ini. Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan digital yang bertanggung jawab.

Peran Strategis Data Center dalam Transformasi Digital

Ketua Umum Indonesia Data Center Provider Organization, Hendra Suryakusuma, turut menyoroti pentingnya inisiatif ini. Menurutnya, data center memegang peranan vital dalam ekosistem digital.

Data center disebut sebagai infrastruktur digital utama. Keberadaannya menopang berbagai layanan digital yang digunakan masyarakat dan industri.

Hendra menegaskan bahwa transformasi digital memerlukan fondasi yang andal. Infrastruktur tersebut harus mampu berkembang mengikuti kebutuhan masa depan.

Selain andal, infrastruktur digital juga dituntut selaras dengan komitmen transisi energi. Prinsip keberlanjutan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Menurut Hendra, pemanfaatan energi panas bumi untuk data center merupakan langkah strategis. Langkah ini menjawab tantangan ketersediaan energi jangka panjang.

Selain itu, pemanfaatan panas bumi juga mendukung penurunan emisi karbon secara sistemik. Hal ini sejalan dengan agenda nasional menuju energi bersih.

Ia menilai inisiatif ini sebagai preseden penting. Keberlanjutan kini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan.

Hendra menekankan bahwa arah kebijakan pertumbuhan ekonomi ke depan harus mengedepankan keberlanjutan. Hal ini menjadi dasar bagi daya saing global Indonesia.

Menurutnya, kemitraan lintas sektor akan mempercepat terbentuknya ekosistem digital. Ekosistem tersebut diharapkan mampu bersaing di tingkat internasional.

IDPRO percaya kolaborasi seperti ini menjadi kunci percepatan. Sinergi antarindustri dinilai memperkuat fondasi transformasi digital.

Dukungan Akademik dan Inovasi Teknologi

Dukungan juga datang dari kalangan akademisi. Fakultas Teknik Universitas Indonesia memandang inisiatif ini sebagai momentum penting.

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dr. Ing. Ir. Dalhar Susanto, menyampaikan pandangannya. Ia menilai proyek ini berpotensi memperkuat riset terapan.

Menurut Dalhar, integrasi panas bumi sebagai sumber energi hijau membuka peluang inovasi. Inovasi ini relevan bagi kebutuhan industri masa depan.

Pemanfaatan energi panas bumi untuk data center dinilai strategis. Pendekatan ini mampu menghadirkan infrastruktur digital yang efisien dan andal.

Selain efisien, infrastruktur tersebut juga beremisi rendah. Hal ini sejalan dengan upaya pengurangan jejak karbon nasional.

Dalhar menyebut bahwa Fakultas Teknik Universitas Indonesia siap memberikan dukungan akademik. Dukungan tersebut mencakup aspek keilmuan dan riset teknologi.

Ia menegaskan pentingnya memastikan proyek memberikan manfaat maksimal. Manfaat tersebut diharapkan dirasakan oleh ekosistem energi dan digital Indonesia.

Pengembangan data center berbasis panas bumi juga dinilai memperkuat posisi Indonesia. Posisi tersebut terkait peran Indonesia dalam ekonomi digital global.

Kolaborasi antara industri, asosiasi, dan akademisi menjadi kekuatan utama. Sinergi ini diharapkan menghasilkan solusi yang berkelanjutan.

Dengan pendekatan ini, PGEO tidak hanya berfokus pada energi. Perusahaan juga turut membangun fondasi infrastruktur digital masa depan.

Inisiatif ini menunjukkan arah baru pemanfaatan panas bumi. Energi terbarukan tidak hanya menopang listrik konvensional, tetapi juga sektor digital.

Ke depan, hasil kajian ini akan menentukan langkah implementasi. PGEO bersama mitra strategisnya menyiapkan peta jalan yang komprehensif.

Langkah awal ini menandai upaya konkret menuju infrastruktur digital hijau. Pemanfaatan energi bersih menjadi bagian integral dari transformasi nasional.

Dengan demikian, pengembangan data center berbasis panas bumi berpotensi menjadi tonggak penting. Indonesia diarahkan menuju masa depan digital yang berkelanjutan dan berdaya saing global.

Terkini