Kinerja PT Bukit Asam Kuartal III-2025 Tertekan, Harga Batu Bara Turun Tajam

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:00:21 WIB
Kinerja PT Bukit Asam Kuartal III-2025 Tertekan, Harga Batu Bara Turun Tajam

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penurunan laba bersih yang cukup signifikan sepanjang kuartal III-2025. Perusahaan hanya membukukan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun, merosot 56% dibandingkan Rp3,23 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pelemahan ini tak lepas dari tekanan harga batu bara di pasar global yang terus mengalami penurunan sejak awal tahun. Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi pelaku industri batu bara, termasuk PTBA, yang harus menyesuaikan strategi bisnis di tengah volatilitas harga.

Penurunan kinerja PTBA secara tahunan juga dipengaruhi oleh turunnya harga acuan internasional. Newcastle Index tercatat turun 22% secara tahunan (yoy), sedangkan Indonesian Coal Index (ICI-3) mengalami penurunan sebesar 16% yoy.

Harga Jual Turun, Volume Penjualan Batu Bara Naik 8%

Meskipun harga jual batu bara mengalami tekanan, PT Bukit Asam berhasil mencatat peningkatan pendapatan pada periode yang sama. Pendapatan perusahaan naik 2% menjadi Rp31,3 triliun, dibandingkan Rp30,7 triliun pada kuartal III tahun sebelumnya.

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 8% sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Strategi ekspansi pasar dan optimalisasi produksi menjadi salah satu faktor utama yang menopang pendapatan perusahaan di tengah fluktuasi harga.

Dari total volume penjualan tersebut, mayoritas atau 56% diserap oleh pasar domestik. Sementara itu, 44% sisanya dikirim ke pasar ekspor yang mencakup lima negara utama, yakni Bangladesh, India, Filipina, Vietnam, dan Korea Selatan.

Perusahaan terus memperkuat jaringan distribusi di pasar global dengan fokus pada negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas permintaan di tengah perlambatan ekonomi global yang turut mempengaruhi kebutuhan energi.

Kenaikan Produksi dan Beban Pokok Pendapatan Tekan Margin Laba

Kinerja produksi batu bara PTBA menunjukkan peningkatan signifikan hingga akhir kuartal III-2025. Volume produksi meningkat 9% dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan strategi perusahaan dalam menjaga kapasitas suplai di tengah kenaikan permintaan domestik.

Namun, peningkatan volume produksi turut mendorong kenaikan beban pokok pendapatan. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, beban pokok pendapatan PTBA naik 11% yoy menjadi Rp27,8 triliun, dari sebelumnya Rp25,0 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan biaya ini juga disebabkan oleh peningkatan volume angkutan batu bara yang naik 8%. Biaya logistik dan operasional turut berkontribusi terhadap peningkatan pengeluaran perusahaan secara keseluruhan, meskipun efisiensi produksi tetap menjadi fokus utama manajemen.

Manajemen PTBA terus berupaya menekan biaya produksi melalui inovasi teknologi pertambangan dan peningkatan efisiensi energi. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menjaga margin keuntungan perusahaan di tengah kondisi pasar yang menantang.

Struktur Keuangan Tetap Kuat dengan Kenaikan Aset dan Ekuitas

Dari sisi neraca keuangan, PT Bukit Asam masih menunjukkan posisi yang solid hingga akhir kuartal III-2025. Total aset perusahaan mencapai Rp42,8 triliun, meningkat 3% dibandingkan posisi akhir tahun 2024 yang sebesar Rp41,8 triliun.

Kenaikan aset tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan stabilitas keuangan meskipun menghadapi tekanan pendapatan. Ekspansi dan investasi jangka panjang tetap menjadi bagian dari strategi bisnis PTBA dalam menjaga keberlanjutan usaha.

Liabilitas perusahaan juga tercatat meningkat sejalan dengan ekspansi yang dilakukan. Total liabilitas dan ekuitas mencapai Rp42,8 triliun, naik 3% dari posisi akhir tahun sebelumnya, yang mencerminkan pertumbuhan terukur dan pengelolaan modal yang hati-hati.

Perusahaan juga memastikan tingkat likuiditas tetap terjaga dengan baik. Arus kas dari aktivitas operasi tetap positif, didukung oleh penerimaan yang stabil dari hasil penjualan batu bara baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Investasi dan Belanja Modal Capai 41% dari Target Tahunan

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, PTBA telah merealisasikan 41% dari total anggaran belanja modal (capex) tahun berjalan yang mencapai Rp3 triliun. Dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur pertambangan, transportasi, serta investasi pada sektor energi baru dan terbarukan.

Fokus perusahaan tidak hanya pada kegiatan eksplorasi batu bara, tetapi juga pada diversifikasi bisnis menuju energi berkelanjutan. Hal ini menjadi langkah strategis PTBA dalam menghadapi perubahan tren global menuju energi hijau dan dekarbonisasi.

Manajemen PTBA berkomitmen memperkuat sinergi antara kegiatan pertambangan dengan proyek-proyek energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Upaya ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan bisnis sekaligus mendukung transisi energi nasional.

Selain itu, investasi juga diarahkan untuk peningkatan kapasitas logistik dan fasilitas pelabuhan agar distribusi batu bara lebih efisien. Dengan strategi tersebut, PTBA berupaya meningkatkan daya saing sekaligus memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Strategi Jangka Panjang di Tengah Tren Penurunan Harga Batu Bara

Penurunan harga batu bara global menjadi tantangan yang signifikan bagi PTBA dan pelaku industri energi lainnya. Namun, perusahaan tetap optimistis dengan prospek jangka panjang melalui diversifikasi bisnis dan inovasi di sektor energi ramah lingkungan.

Strategi ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan volume produksi, tetapi juga pada penguatan rantai nilai industri batu bara. PTBA berupaya meningkatkan efisiensi operasional dengan memanfaatkan teknologi digital dan sistem otomatisasi di tambang-tambangnya.

Selain itu, PTBA berencana memperluas portofolio bisnis non-batu bara, termasuk pengembangan hilirisasi batubara menjadi produk kimia bernilai tambah. Langkah tersebut diyakini dapat mengurangi ketergantungan terhadap fluktuasi harga komoditas global.

Dengan strategi tersebut, PTBA bertekad menjaga kinerja keuangan yang sehat di tengah perubahan pasar. Dukungan pemerintah terhadap transisi energi dan pengembangan energi terbarukan juga menjadi peluang bagi perusahaan untuk bertransformasi ke arah yang lebih berkelanjutan.

Prospek PTBA Masih Positif di Tengah Dinamika Global

Meskipun kinerja keuangan PTBA mengalami tekanan sepanjang kuartal III-2025, prospek jangka panjang perusahaan tetap positif. Peningkatan volume penjualan dan ekspansi pasar internasional menunjukkan kemampuan PTBA beradaptasi terhadap perubahan global.

Kinerja yang stabil di tengah pelemahan harga batu bara menjadi bukti ketangguhan model bisnis perusahaan. Dengan pengelolaan keuangan yang hati-hati, efisiensi biaya, serta strategi diversifikasi energi, PTBA optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.

Terkini