7 Jenis Istirahat Penting Selain Tidur untuk Pulihkan Energi

Kamis, 30 Oktober 2025 | 13:00:32 WIB
7 Jenis Istirahat Penting Selain Tidur untuk Pulihkan Energi

JAKARTA - Pernah merasa sudah tidur cukup tetapi tetap lelah saat bangun pagi? Kelelahan ini sering kali bukan hanya karena kurang tidur, melainkan juga akibat beban mental dan emosional dari rutinitas sehari-hari.

Menurut Dr. Alexa Davis, dokter di Medical Transformation Center, banyak orang masih merasa terkuras meski tidur cukup. Hal ini karena tuntutan hidup membuat tubuh dan pikiran kewalahan, sehingga energi tidak sepenuhnya pulih.

Dr. Saundra Dalton-Smith, spesialis penyakit dalam, menjelaskan manusia membutuhkan tujuh jenis istirahat agar tubuh dan pikiran benar-benar segar. Istirahat ini tidak hanya fisik, tapi juga mental, emosional, sosial, sensorik, kreatif, dan spiritual.

Mengandalkan tidur saja tidak cukup untuk menjaga produktivitas dan kesehatan. Kelelahan mental bisa sama berbahayanya dengan kelelahan fisik jika diabaikan.

Mengenal 7 Jenis Istirahat dan Manfaatnya

1. Istirahat fisik terjadi baik secara pasif maupun aktif. Tidur, tidur sebentar, peregangan, yoga ringan, pijat, atau mandi air hangat termasuk cara memulihkan tubuh.

Tanda kekurangan istirahat fisik antara lain pegal, cepat lelah, dan ketergantungan pada kafein. Untuk mengatasinya, tidur 7–9 jam tiap malam dan lakukan peregangan singkat di sela aktivitas.

2. Istirahat mental memberi jeda pada otak dari perencanaan atau pikiran yang terus-menerus. Gejalanya sulit fokus, pikiran sibuk saat ingin tidur, atau mudah lupa.

Cara melakukannya termasuk istirahat sejenak dari layar, menulis to-do list, dan meditasi singkat. Strategi ini membantu menenangkan pikiran agar energi mental kembali pulih.

3. Istirahat emosional penting agar bisa menjadi diri sendiri tanpa pura-pura kuat. Tanda-tandanya seperti sering mengatakan “nggak apa-apa” padahal lelah, sulit berkata tidak, atau merasa terbebani perasaan orang lain.

Mengatasinya dengan jujur pada diri sendiri, menulis perasaan, dan menghabiskan waktu dengan orang yang menerima kita apa adanya. Aktivitas ini membantu pikiran dan hati menjadi lebih ringan.

4. Istirahat sosial berarti memberi jarak dari interaksi yang menguras energi. Rasa kesepian meski ramai atau enggan bersosialisasi menandakan kebutuhan ini.

Batasi waktu dengan orang yang negatif dan pilih hubungan yang menenangkan. Ini memberi kesempatan untuk menenangkan diri dan mengembalikan energi sosial.

5. Istirahat sensorik dilakukan saat indra lelah karena kebisingan, cahaya terang, atau layar gadget. Gejalanya meliputi mudah terganggu atau merasa sensitif terhadap lingkungan.

Solusinya, matikan notifikasi, kurangi waktu di depan layar, duduk di tempat tenang, dan nikmati keheningan. Praktik ini memberi relaksasi pada indra agar tetap segar.

6. Istirahat kreatif diperlukan jika ide terasa buntu atau pekerjaan monoton. Gejalanya antara lain bosan, kehilangan motivasi, dan stagnasi kreativitas.

Untuk memulihkannya, lihat pemandangan alam, dengarkan musik, kunjungi galeri seni, atau coba hobi baru tanpa berekspektasi pada hasil. Aktivitas ini merangsang kreativitas sekaligus memberikan kesegaran mental.

7. Istirahat spiritual membantu menemukan makna hidup yang lebih besar dari diri sendiri. Tanda kekurangan meliputi perasaan hampa, kehilangan arah, atau hidup terasa tanpa tujuan.

Berdoa, meditasi, bergabung dengan komunitas positif, atau melakukan kegiatan sukarela adalah cara mengisi energi spiritual. Jenis istirahat ini memberi rasa tenang dan arah yang lebih jelas dalam hidup.

Strategi Menenangkan Pikiran Agar Tidur Lebih Berkualitas

Meski tidur penting, pikiran yang terlalu aktif sering menghambat kualitas istirahat. Menurut Jennifer Caspari, Ph.D, psikolog klinis, banyak orang sulit memejamkan mata karena terus memikirkan masalah yang belum selesai.

Salah satu strategi sederhana adalah waktu khawatir terjadwal. Tetapkan 15 menit setiap sore untuk menulis semua kekhawatiran, lalu tinggalkan kertas itu sebelum tidur.

Selain itu, buat zona penyangga sebelum tidur. Rutinitas relaksasi 30–60 menit, seperti mematikan gadget, membaca buku ringan, mendengarkan musik tenang, atau menulis hal yang disyukuri hari itu, membantu pikiran bertransisi dari “mode sibuk” ke “mode istirahat”.

Kedua kebiasaan ini membantu tubuh dan pikiran lebih siap untuk tidur berkualitas. Dengan pola ini, energi mental dan fisik dapat pulih secara optimal.

Menerapkan ketujuh jenis istirahat secara seimbang dapat menurunkan stres dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Tubuh dan pikiran yang pulih membuat produktivitas meningkat dan kualitas hidup lebih baik.

Istirahat bukan sekadar “berhenti bekerja,” tetapi proses aktif memulihkan energi di berbagai aspek. Dengan demikian, kelelahan fisik dan mental dapat diminimalkan.

Masyarakat modern kerap mengabaikan istirahat karena kesibukan. Namun, menyadari kebutuhan tiap jenis istirahat membantu hidup lebih seimbang dan sehat.

Mengenali tanda-tanda kekurangan istirahat memungkinkan kita melakukan intervensi tepat waktu. Cara sederhana seperti meditasi, hobi, atau membatasi interaksi sosial dapat langsung memberikan efek positif.

Dengan menerapkan pola ini, tidur tidak hanya nyenyak tetapi juga membuat tubuh dan pikiran benar-benar pulih. Keseimbangan antara fisik, mental, emosional, sosial, sensorik, kreatif, dan spiritual menjadi kunci energi yang berkelanjutan.

Terkini

Cara Menghapus Akun EasyCash, Mudah dan Cepat

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:52 WIB

Daftar 10 Perusahaan Investasi Terbesar di Indonesia

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:50 WIB

Mengenal Manfaat Air Putih Hangat untuk Asam Lambung

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:49 WIB